Monday 18 July 2016

Halal Bil Halal

Halal Bil Halal

اَلْحَلَالُ بِالْحَلَالِ مِنَ الْعَائِدٍ وَالْفَائِزٍ


Tulisan ini diambil dari tulisan saya di m.facebook.com/ahmad.hanafiah/notes diteruskan disini untuk dilihat kembali, dievaluasi dan dirampungkan uraiannya.




Halal bil halal atau orang sering menyebutnya halal bihalal. Halal bil halal atau halal bi halal slalu ada atau diadakan setelah hari raya idul fithri oleh kelompok atau komunitas kekerabatan dengan berbagai latar belakang pengikatnya, bisa hubungan kerja, organisasi dan lain sebagainya.


Halal bi halal dari sudut bahasa ada yg menyebut ini kata majemuk, masalahnya tidak ada idofat diselingi huruf djar atau kata sandang, sepeti bi, fi, min, li dan seterusnya.


Jadi tidak tepat jika itu kata majemuk. Terus masalah penulisan, sihab mengatakan orang arab tidak mengenal atau tidak mengerti dengan tulisan tersebut.


Pendapat ini terlalu premature, apalagi tidak lengkap rujukannya. Halal bi halal apa bedanya dengan maulid atau muludan dilihat dari bentuk tulisan?


Sebagai contoh pembanding dalam penyebutan istilah kata kerja, mereka menyebutnya fi'il, padahal tulisannya fi'lun.


Begitu dengan silaturahim dengan silaturahmi. Yang repot yang sok tahu, sudah tidak menguasai bahasa, coba - coba bikin definisi sendiri antara silaturahmi dengan silaturahim. Ini yang membikin hidup semakin kesasar oleh definisi berdasarkan opini dan asumsi.


Jawaban atas itu semua adalah persoalan dialek. Ini masalah dialektika saja, tidak ada kaitan tulisan itu benar atau salah.


HALAL BI HALAL tidak ada kaitan dengan ibadah atau pun rujukan alQURAN, ini hanya sebuah tema atau judul dalam satu acara. Jadi tidak benar kalau halal bihalal itu dibilang kagak benar, juga tidak benar itu benar.


Ini acara biasa menyambung tali silaturahmi, yakni sebagai perujudan manusia makhluk sosial, menjalin kedekatan sosial, membangun kehidupan silahturahim. kemudian dibiasakan karena sering diadakan tiap tahunnya, akhirnya menjadi budaya.


Terus karena tidak ada dalam alQuran kegiatan HALBIL tidak baik?


Tidak begitu.


Juga apa karena orang arab di timur tengah tidak mengenal halbil kemudian ini kagak boleh?


Tidak bisa begitu juga.


Sedikit tadi uraian diatas sudah digambarkan rujukannya. kita kupas lebih dalam lagi, supaya terang benderang apa yang disebut dengan halal bil halal.




Alhalaal atau alhalaalu adalah pokok pembahasan, mubtada', dijelaskan bilhalal atau bilhalaali. Maka arti leterleknya, halal itu saling membebaskan, saling memaafkan, minal aidin wal faidzin, menjadi yang kembali fitrah dan menjadi makhluk yang unggul.


Ini adalah kalimat puisi, sebagai bentuk lukisan kegembiraan umat Islam Indonesia menyambut Hari Kemenangan setelah sebulan lamanya harus menahan diri dari makan dan minum melaksanakan shaum.


اَلْحَلَالُ وَالْحَلَالِ وَالْحَلِيْلُ
=
ضدّ الحرام


Dari sini anda tahu dari mana kata halelu-ya..


Acara halal bihalal tidak ada kaitannya dengan halal atau haramnya acara tersebut, juga jauh kaitannya bid'ah atau tidak. Sepertihalnya buah kurma dan kolak atau kolang kaling sebagai menu buka shaum.





1. Wudhu Pembuka Shalat
2. Shalat - Rukun Shalat
3. Shalat - Shalat Rawatib
4. Tata Cara Shalat Dan Bacaannya
5. Shalat Pembentuk Manusia Tangguh Beretika
6. Marhaban Sahrul Ramadhaani
7. Shaum Pembinaan Hidup Sabar
8. Hidup Berkualitas Di Bulan Ramadhan
9. HILAL
10. Catatan Kecil Tentang Zakat Pembangunan SDM Dan SDA
11. Kiblat Ke Masjidil Jaraam Atas Perintah ALLAH
12. Niaga Dari Sudut AlQuran Dan Sunnah Muhammad II
13. Idul Fithri
14. THR Dan Lebaran
15. Halal Bil Halal
16. Idul Adha
17. Tentang Auliaa
18. Kata INSYAA-ALLAH

No comments: